Rabu, 18 Maret 2015

Kreativitas dan Keberbakatan

TUGAS 1
Definisi Konseptual Kreativitas 
Konsep tentang kreativitas termasuk konsep yang luas dan kompleks sehingga sulit merumuskan secara tepat apa yang dimaksud dengan kreativitas tersebut, berikut dikemukakan definisi kreativitas dari para ahli atau peneliti yang pernah membahas masalah tersebut.
     Freedam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli.
    Woolfook (1984) memberikan batasan bahwa kreativitas adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu (hasil) yang baru atau asli atau pemecahan suatu masalah.
     Guilford (1976) mengemukakan kreatifitas adalah cara-cara berpikir yang divergen, berpikir yang produktif, berdaya cipta berpikir heuristik dan berpikir lateral.
     Berbeda pula dari pendapat Rhodes yang dikutip oleh Munandar (1987) yang mengemukakan kreativitas sebagai kemampuan dalam 4 P yaitu person, process, press, dan product. Menurut Rhodes, kreativitas harus ditinjau dari segi pribadi (person) yang kreatif, proses yang kreatif, pendorong kreatif dan hasil kreatifitas.

Definisi Operasional Kreativitas
Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”. (Munandar 2009). Kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (kadang disebut dengan pikiran divergen) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari kreativitas adalah tindakan membuat sesuatu yang baru.

Teori Kreativitas 
Teori Freud Freud
menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi. 

Teori Ernst Kris 
Ernst Kris (dalam Basuki, 2010) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi muncul seiring memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu memanggil pikiran tidak sadar. Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan dalam pemikirannya. Mereka dapat menghadapi masala‐masalah serius yang dihadapi dalam kehidupannya dengan cara yang segar dan inovatif, melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego). 

Teori Carl Jung 
Carl Jung (dalam Basuki, 2010) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya‐karya baru lainnya. 

Teori Maslow 
Abraham Maslow (dalam Basuki, 2010) berpendapat bahwa manusia mempunyai naluri‐naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan yaitu kebutuhan fisik atau biologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta, kebutuhan akan penghagaan dan harga diri, kebutuhan aktualisasi atau perwujudan diri, Kebutuhan estetik. Kebutuhan‐kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri berkait erat dengan kreativitas. Bila bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. 

Teori Rogers 
Carl Rogers (dalam Basuki, 2010) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif yakni keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation), kemampuan untuk bereksperimen. Ketiga ciri atau kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk berkreasi. 

Teori Cziksentmihalyi 
Ciri tumbuhnya kreativitas pada individu yakni Predisposisi genetis (genetic predisposition), mempunyai minat pada usia dini pada ranah tertentu sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas; mempunyai akses terhadap suatu bidang dengan Adanya sarana dan prasarana serta adanya Pembina atau mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat; Access to a field (Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat, tokoh‐tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar‐pakar dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari orang‐orang penting). 

 
 TULISAN 1.
TOGKAT NARSIS (TONGSIS)





Tongkat narsis atau tongkat eksis atau disingkat tongsis (bahasa Inggris: Selfie stick) adalah alat yang digunakan untuk selfie dari jarak jauh yang berupa tongkat yang dapat dipanjangkan dengan di ujungnya terdapat tempat untuk menaruh telepon selular atau perangkat portabel lainnya. Alat ini merupakan modifikasi dari kaki-satu (monopod). Tongsis ramai digunakan seiring perkembangan telepon selular yang semakin beragam. Alat ini pertama kali diciptakan di Jepang pada tahun 1995 dan dipatenkan oleh Anindito Respati Giyardani asal Indonesia. Tongsis masuk dalam jajaran temuan terbaik di 2014 versi majalah TIME, bersanding dengan Hoverboard, Apple Watch dan printer 3D.

Tanggapan dan Kesimpulan : Menurut saya produk ini sangat bermanfaat karna dengan tongsis ini kita bisa mengambil foto yang harusnya tidak bisa dilakukan sendiri, contohnya dengan bergaya selfie dari jarak jauh layaknya kita sedang meminta bantu untuk di foto dengan orang lain, mengambil gambar pemandangan dari atas badan kita dll.


B. Mengapa anak laki-laki lebih kretiv dibandingkan anak perempuan?

Mungkin yang membuat pola berpikir perempuan dan laki-laki berbeda cara kerja otak perempuan dan laki-laki memang tidak sama. Karna otak kiri lebih berperan dalam cara berpikir perempuan, dan sebaliknya laki-laki justru memakai otak kanan.
Hormon juga berpengaruh dalam perkembangan otak kiri dan kanan. Kapasitas kemampuan ruang di otak kanan laki-laki lebih besar dibanding perempuan karena produksi hormon testosteron.
Hormon ini juga membuat laki-laki lebih tegap secara fisik sekaligus memperkuat kemampuan ruang itu. FYI, kemampuan ruang atau kemampuan spasial adalah kemampuan untuk memahami bentuk dan benda tiga dimensi. Tapi semua ini tergantung dengan orangnya masing masing.
 
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Tongkat_narsis 19/3/2015 12:35 WIB
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar